Selasa, 17 Maret 2009

Siena-Milan: Ronaldinho Dan Beckham Siap


Sab, 14 Maret 2009 10:55

AC Milan mendapatkan kabar baik menjelang keberangkatan ke Siena akhir pekan ini, dengan kabar David Beckham dan Ronaldinho kemungkinan turut dibawa oleh pelatih Carlo Ancelotti.

Pemain internasional Inggris dan Brasil itu keduanya telah mengikuti sesi latihan secara penuh hari Kamis, dan turut ambil bagian dalam latihan yang bertahap

Beckham mengalami cedera engkel awal pekan ini, namun secara cepat dia merespon akan pulih pada waktunya melawan The Tuscan. Ronaldinho sendiri sudah tak bermain sejak Rossoneri kalah 2-1 melawan Inter tanggal 15 Februari.

Sementara itu, gelandang Massimo Ambrosini dikabarkan juga telah kembali dari permasalahan fisiknya dan akan bermain di pertandingan itu.

Namun, kehadiran playmaker Kaka dan Clarence Seedorf menurut laporan terakhir dari Corriere Dela Sport tampaknya tidak dapat diharapkan.

Rossoneri masih duduk di posisi ketiga di klasemen. Siena sendiri telah mengemas 31 poin, tujuh diatas zona degradasi.

Italia Butuh Stadion Baru


Sab, 14 Maret 2009 11:27

Galliani meyakini stadion yang lebih baik akan membantu Italia untuk berkompetisi kembali di Eropa dan menambah harga tiket akan membantu mereka untuk berinvestasi.

Wakil presiden Adriano Galliani mencoba untuk menjelaskan mengapa Calcio tertinggal dari kompetitornya Spanyol dan Inggris.

Ada banyak yang harus diperhatikan di masa mendatang dengan pertandingan di Italia, setelah seluruh tim Italia tersingkir dari Eropa musim ini. Roma, Inter dan Juventus seluruhnya tersingkir dari Liga Champions.

Galliani bereaksi, meyakini Italia harus mengembangkan infrastruktur stadion untuk menghasilkan uang lebih dan investasi keluar.

"Apa yang dibutuhkan sepakbola kita? Yang pertama stadium harus berubah, demikian pula dengan kultur sepakbolanya," ujar Galliani pada Sky Sport Italia.

"Juga, hak siar televisi di Inggris lebih tinggi, seperti pembelian ke Sky TV di Inggris dua kali dibanding dengan di Italia."

"Sangat sulit untuk turut campur, namun kita dapat memperbaikinya bersama. Tidak ada jalan lain untuk menambah penghasilan selain meningkatkan nilai stadion."

"Sepuluh tahun lalu kami terbaik di Eropa, tapi tidak lagi, dan ada harus alasan di belakangnya," pungkasnya.

Selasa, 10 Maret 2009

PEE WEE GASKINS.






“Virus” Budaya Kreatif Bandung Menyebar


SAYA masih teringat, Bandung 18 tahun yang lalu sangat antusias dengan kemunculan Sex Pistols Night. Sebuah event di luar pentas seni (pensi) yang diadakan oleh komunitas punk. Seolah event itu sangat monumental bagi banyak anak remaja di masa itu, yang hanya bisa mengapresiasi jenis musik punk melalui kaset yang direkam dari CD orisinal, dibeli dari luar negeri ataupun pesan di muka dengan waktu yang sangat lama di toko musik. Koor lagu 99 Red Balloons masih terasa hingga kini.

Masih ingat dalam benak saya setelah event itu, Hullabalo membuat GOR Saparua menjadi ikon bagi pergelaran musik keras di Bandung. Dari gedung olah raga itu, lahirlah band-band seperti Sendal Jepit, BurgerKill, atau Puppen, yang mungkin telah menjadi legendaris di mata anak remaja sekarang.

Scene dan event yang berakar dari komunitas indie Bandung, kini tumbuh sangat pesat. Banyak band indie Bandung yang telah menjadi band nasional. Bandung menjadi magnet bagi pertumbuhan budaya kreatif di Indonesia. Dari event-lah semuanya bisa berkembang. Dunia kreatif kini merambah menjadi majalah, musik, clothing, distro, dll. Yang disajikan jauh lebih mapan dibandingkan dulu. Ya, kini semuanya telah menjadi industri.

Jadi “virus”
Semangat kreatif Bandung tidak tumbuh sendirian. Sebaliknya, dia menjadi virus bagi anak muda di kota lainnya. Bandung menjadi merek kreatif yang bisa dibisniskan di kota lain. Sebuah attitude yang dijual dengan produk yang dihasilkannya. Produk-produk dengan citra (image) budaya dari Bandung, kini sangat laku terjual di kota-kota lain. Visi ke depan adalah memberi cara pandang kreativitas dalam arti yang baru, independen. Berkreasi, berbisnis, menjual, dan bersenang-senang.

Di Surabaya budaya skateboard pernah sekali digelar oleh perusahaan clothing luar seperti Volcom dengan Jamorama-nya, untuk mengembangkan budaya skateboard yang lebih dulu maju di Amerika. Acara itu diadakan di jalanan dan menghadirkan Superman is Dead sebagai bintang tamu.

Event tersebut dapat menarik perhatian anak muda Surabaya. Hasilnya, seorang skater asal Surabaya, Nasa diminta untuk menjadi rider resmi dari brand tersebut. Selain itu, ia juga menyokong acara-acara komunitas skateboard dengan produk-produknya. Dari sinilah budaya skateboard berkembang hingga tercipta skatepark di Taman Bungkul dan beberapa komunitas skate baru.

Sejak tahun 2005 hingga saat ini, Bandung masih memberikan sumbangsih berupa produk-produk garmen anak mudanya di Surabaya. Sayangnya, hal ini tidak diimbangi dengan masuknya budaya kreatif Bandung di sini. Anak-anak muda Surabaya masih belum berani untuk berkreasi dan menjual hasil kreasinya kepada masyarakat. Event yang diadakan pun masih dalam bentuk pensi-pensi yang mengingatkan saya pada Bandung di tahun 1995. Tiga tahun terakhir ini, saya melihat perkembangan budaya anak muda tumbuh dengan pesat. Beberapa clothing lokal bermunculan, seperti Cuatro, Qlutch, Klover, Lolippop, dan lainnya.

Event independen pun kini mulai bermunculan, seperti Brother to Brother yang telah digelar hingga tujuh kali, Prambors Club Tuesday (event mingguan), pameran artwork, Surabaya Hardcore, dan banyak lagi yang tidak bisa disebut satu per satu. Sepertinya, budaya yang telah ada di Bandung mulai masuk ke Surabaya karena apa yang ditawarkan oleh budaya itu sangat cocok dengan keadaan anak muda. Bebas berkreasi dan menguntungkan secara finansial.

Masuknya gaya fashion Bandung ke Surabaya dimulai pada 2005, ketika Cosmic (clothing Bandung) mulai memasarkan produknya di Surabaya. Bagi Surabaya dan Cosmic tentu sebuah prospek yang bagus. Dengan ikatan untuk mengembangkan budaya dan bisnis yang ada di Surabaya, Cosmic ingin berbuat sesuatu bagi perkembangan kreativitas dan tentu hal ini bukan perkara yang mudah. Berbagai event digelar untuk meraih pasar dan mengakomodasi kreativitas remaja Surabaya. Event terkini yang digelar adalah Joy Invasion di Lapangan Basuki Rahmat, pada 1-3 Februari 2008.

Surabaya memang sempat terkenal dengan band rock-nya yang bermain di arena mainstream, seperti Power Metal, Boomerang, Dewa 19, Padi, dan lainnya. Tetapi, kini, bukan hanya band seperti itu yang bisa unjuk gigi. Melalui Joy Invasion, berbagai genre musik mulai naik ke permukaan. Anak muda Surabaya kini lebih variatif lagi untuk memainkan musiknya. Dan wadah yang ada pun kini semakin beragam.

Melalui event-event itu, potret-potret budaya anak muda satu-persatu terkumpul. Hingga kita jenuh dan merasa bahwa kuantitas event yang berlebih bisa membuat semuanya seperti tampak murahan. Surabaya membutuhkan suatu event yang berbeda, bukan hanya kuantitasnya. Surabaya butuh suatu kesadaran bersama, budaya ini milik bersama. Bukan budaya Bandung yang dikembangkan di sini. Tetapi kreativitas yang ter-stimuli dari rintisan event semenjak dulu yang dilakukan di Bandung (entah sadar atau tidak) sudah merangsang semuanya untuk berkreasi. Harus ada eksklusivitas dan stimuli untuk meyakinkan bahwa budaya bukan hanya dimainkan setiap hari, tapi juga harus ditunggu-tunggu oleh penikmatnya. Harus ada kelas yang berbeda dari budaya yang dibuat asal-asalan hanya karena tuntutan ekonomi semata. Bahkan kalau bisa melapaui event independen yang telah ada. Sebuah event yang sangat monumental dan ditunggu.

Surabaya memang bukan Bandung. Tetapi, virus kreatif dari Bandung sudah ditularkan melalui budayanya. Kini sepertinya budaya kreatif bisa menjadi milik bersama. Walaupun asalnya dari Bandung, ia bisa berkembang di mana saja.

Surabaya Skate Board, Indie Skate Board

Jika kebetulan jalan-jalan ke Taman Bungkul yang sekarang telah menjadi hijau, di sebelah utara taman Anda akan melihat sekumpulan anak usia sekolah sedang bermain papan beroda alias skate board. Mereka memeragakan yang kemampuan-kemampuan yang mereka bisa sekaligus mempelajari teknik-teknik gerakan baru dari sesama teman penghobi skate board.

Aktivitas bermain skate board ini bisa anda jumpai setelah jam sekolah hingga malam hari. Tapi bukan berarti bahwa selama jam itu orangnya adalah sama. Mereka datang silih berganti, sambung menyambung. Usia mereka rata-rata 14-19 tahunan. Usia yang relatif muda dan sedang suka-sukanya mencari aktivitas sebagai bentuk aktualisasi diri. Olahraga ini pun menjadi pilihan tepat bagi mereka. Inilah komunitas skate board di Surabaya.

Anggota di komunitas ini pun memiliki julukan tersendiri, seperti Fany yang di panggil Keceng, Satrio dipanggil Ndower, Tama yang dipanggil Ijo, dll. Terdapat lebih dari 100-an angota Surabaya Skate Board. Kebanyakan mereka dari Surabaya, namun ada juga yang berasal dari wilayah sekitar Surabaya. Seratusan orang tersebut tidak mesti datang setiap hari ke Taman Bungkul dan berkumpul dengan Surabaya skaters. Tak jarang sebagian di antara mereka hanya datang dua atau sekali dalam seminggu.

Akhir pekan merupakan hari paling ramai dan menarik buat para Surabaya Skaters untuk berkumpul, karena di hari itu banyak anggota yang memilih rileks dengan bermain skate board dan berkumpul dengan sesama anggota komunitas.

Menurut Keceng yang masih duduk di bangku kelas tiga salah satu SMU di Surabaya, dia menyukai skate board sejak lama sekali. Dan pria ini selalu terobsesi saat melihat gerakan-gerakan skate boarder yang lebih hebat. Keceng bergabung dengan komunitas ini sejak 2.5 tahun yang lalu, tepatnya sejak ia masuk kelas satu SMU. “Di sini asyik, Mas. Asyik mainnya, asyik pula anak-anaknya.”

Yang unik dari Surabaya Skate Board, tidak ada ketua di komunitas ini. Tak juga ada pembaiatan sebagai simbol resmi masuk sebagai anggota seperti yang dibayangkan banyak orang atas keberadaan sebuah komunitas. Siapa saja yang mau bergabung di komunitas ini akan dianggap sejajar. Siapa saja yang mau ikut berlatih bersama dan bermain bersama bisa langsung ikut.

Yang lebih lama ikut biasanya berbagi pengalaman dan gerakan dengan mereka yang baru bergabung. Tidak perlu biaya maupun mengurus administrasi apapun untuk bergabung. Yang dibutuhkan paling-paling hanya menyapa sesama skater yang ada di tempat.

Sebuah sikap egalitarian, pluralis dan kekeluargaan yang harus kita acungi jempol dari contoh anak muda di atas, di tengah maraknya tawuran dan kegiatan negatif yang mengancam remaja Indonesia.

Kegiatan mereka biasanya berkisar antara berlatih skate board dasar, dan melatih setiap gerakan-gerakan baru atau yang lebih sulit.

Tapi sayang, hingga saat ini Surabaya Skate Board belum meperoleh kesempatan untuk menunjukkan bakat mereka di depan publik. Padahal ini adalah olahraga yang diakui dunia. Ini juga bisa menjadi olahraga alternatif di saat para remaja enggan mengikuti pelajaran olahraga di sekolah.

Sampai sekarang, mereka baru sekali mendapatkan tempat untuk menunjukkan ketrampilannya di depan publik lewat kompetisi yang diadakan oleh sebuah media. Setelah itu, tidak pernah sekalipun Suarabaya Skate Borad mendapatkan undangan untuk show force.

Melihat minatnya yang sedemikian besar terhadap skate board bukan tidak mungkin mereka bisa dikembangkan menjadi atlet skate board profesional yang dapat mengharumkan Surabaya dan Indonesia.

Cinta Game of Sk8, Taman Bungkul, Surabaya 15 February 2009


Kembali Surabaya Skateboarders mempersembahkan game of skate yang bertajuk Cinta Game di Taman bungkul Surabaya pada tanggal 15 February 2009. Dengan entry fee yang gratis…. so enjoy it bro !!!

Hello Skateboards


Papan Hello Skateboard untuk street atau ramp skateboarding profesional


Negara Asal : Indonesia
Harga : Rp 375.000,-
Cara Pembayaran : Transfer Bank (T/T)
Kemas & Pengiriman : Shrink Wrapped Seal